Awal bulan Ramadan 1445 Hijriyah ini Tim IBBQ terus menggelar sejumlah training, salah satunya adalah di daerah (desa) terpencil di Bogor (Kampung Keramat, RT 02 / RW 13, Desa Bantar Karet - Kecamatan Nanggung). Pada hari Jumat, tanggal 15 Maret 2024 tim berangkat ke lokasi desa terpencil tersebut dengan kondisi tengah hujan deras, dengan track jalan yang berliku dan licin. Mereka berangkat dari pagi tepatnya pukul 09:00 WIB, hingga sampai ke lokasi pukul 15:20 WIB. 

 

Sesampainya di lokasi tim IBBQ disambut hangat oleh Mitra Ustaz Iwan yang baru selesai mengajar santri-santrinya, dan tim langsung diajak ke rumahnya untuk berteduh. Karena kondisi di lokasi pun hujan deras. Sambil menunggu berbuka puasa, tim mengecek jalan menuju lokasi untuk pertimbangan supir mobil masuk dan tidaknya. Setelah dicek jalan menuju kelas IBBQ di Kampung Keramat terdapat tanjakan terjal dan jalan kecil licin yang menjadi pertimbangan, tapi dengan tekad yang kuat supir menyanggupi menaikan mobil esok harinya. 

 

Pada keesokan harinya tepatnya pada Sabtu, 16 Maret 2024 yang merupakan hari pertama training tim bergegas menuju lokasi tepatnya pukul 06.00 WIB dalam keadaan hujan. Saat diperjalanan Tim mendapatkan kendala mobil tergelincir, namun alhamdulillah Allah masih selamatkan tim. Karena medannya licin dan di samping kiri jurang dan sungai, seketika tim diminta untuk turun dari mobil untuk menjaga dari hal yang tidak diinginkan.

 

Alhamdulillah dari kendala di bawah hanya ada kerusakan ringan yaitu kaca spion patah, karena terbentur tebing. Tim tiba di atas dan langsung disambut oleh para peserta, ada 25 orang yang sudah siap belajar. Tim pun bersiap-siap untuk setting tools yang akan digunakan. Training pun dimulai pukul 7.30 WIB. Saat dimulai, ada sambutan dari Ustaz Iwan untuk menyemangati dan menyampaikan tujuan belajar.

 

Ada yang menarik training di Kampung Keramat ini, Ibu-ibu yang mengikuti training ternyata sangat senang dan antusias, karena mereka belum pernah ikut belajar Al-Quran sejak kecil, karena memang tidak ada Ustaz yang mengajar. Bukan hanya itu, ada 5 orang yang tidak bisa tulis baca, karena tidak sekolah saat masih muda. Anak perempuan setelah lulus sekolah SMP, kebanyakan langsung menikah dan tidak sedikit yang menjadi ibu muda di kelas ini, bahkan tidak sedikit yang sudah punya cucu.

 

Sementara itu kemampuan mereka dalam membaca sangat  beragam, ada yang masih buta, ada yang baru kenal huruf, ada yang terbata-bata, namun itu semua mereka jalani saat pembelajaran berlangsung. Meski sedang berpuasa, tapi mereka semangat dan antusias karena belajar membaca Al Quran ini sangat dibutuhkan mereka terutama saat bulan suci ini. Alhamdulillah kesulitan demi kesulitan dilewati, sampai tiba di penghujung acara kami salurkan bantuan paket  sembako, Al Quran dan  mukena dari Vanilla Hijab, untuk menyemangati para peserta, dan komitmen setelah training / kelas ini, akan di lanjutkan oleh Ustaz setempat.

 

Hari Kedua, 17 Maret 2024 di jam yang sama tim bergegas ke lokasi kelas yang sama di Kampung Keramat, namun kali ini tim berangkat menggunakan motor karena melihat kondisi dan kejadian kemarin, untuk menghindari yang tidak diinginkan. Alhamdulillah saat berjalan menggunakan motor lebih nyaman, meski kondisi cuaca hujan tiada hentinya, namun mengurangi resiko dan tim tiba di lokasi langsung setting tools.

 

Kelas kedua ini berbeda, lebih dominan orang muda, namun muda disini sudah jadi Ibu (memiliki keluarga). Pada training hari kedua ini peserta lebih cepat daya tangkapnya, karena dari segi umur mereka masih banyak yang muda jadi daya ingat dan daya tangkapnya sangat cepat, sehingga sangat cepat perkembangan para peserta untuk memahami dan menyimak materi yang disampaikan dibanding kelas yang pertama.

Setelah kelas berakhir, tim langsung membagikan paket sembako, Al Quran dan mukena dari Vanilla Hijab yang menjadi penyemangat mereka untuk terus belajar sesuai yang disampaikan motivasi Ustaz Abu Syakir. 

 

Alhamdulillah kelas pertama sampai kelas kedua berakhir meski dalam kondisi hujan. Peserta dari awal sampai akhir tidak ada yang mundur, tapi mereka semangat karena mereka butuh untuk bisa membaca Al Quran dan berharap anak cucunya bisa mereka ajarkan dengan metode ini. 

Update Terkait